Trik mengenali perbedaan epistemologi penelitian pendidikan modernisme (positivisme) dan posmodernisme (post-positivisme)
Untuk dapat mengenali perbedaan epistemologi penelitian pendidikan modernism (positivisme) dan posmodernism (post-positivisme) perlu kita mengenali dan mendalami lebih jauh beberapa hal berikut.
1. Kenali Pengertian
mari kita pelajari dulu istilah modernism (positivisme) dan posmodernism (post-positivisme)
Modernisme
Modernisme merupakan pembaharuan corak/model kehidupan. Modernisme mengandung makna segala perilaku usaha dan tindakan baru yang ditimbulkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi modern (Suhendra, 2016).
Posmodernisme
Postmodernisme diartikan sebagai ide baru yang menolak atau pun yang termasuk dari pengembangan suatu ide yang telah ada tentang teori paham modernisme yang mencoba untuk memberikan kritikan-kritikan terhadap modernisme yang dianggap telah gagal (Setiawan dan Sudrajat, 2018).
2. Kenali dari Ciri ciri
a. Modernism (positivisme)
- gerakan menuju industrialisasi, dan kepercayaan pada
yang fisik, membentuk
suatu paham yang menekankan pada materialisme sebagai pola
hidup (Suhendra,
2016).
b. Posmodernisme (post-positivisme)
Menurut Abdullah, 2004
- Pemikiran postmodernisme adalah dekonstruktif
- Ciri lain pemikiran postmodernisme adalah pluralisme
-
Berwatak relativisme,
artinya pemikiran
postmodernisme dalam hal realitas budaya (nilai-nilai,
kepercayaan, dan lainnya) tergambar dalam teori-teori yang
dikembangkan oleh
disiplin ilmu antropologi.
3. Kenali dari perbedaan istilah Yang digunakan
Berikut disajikan beberapa perbedaan penggunaanistilah yang antara aliran modernisme dan postmodernisme menurut (Maksum, 2014: 348).
MODERNISME POSTMODERNISME |
MODERNISME POSTMODERNISME |
Sentralisasi |
Desentralisasi |
Pertarungan Kelas |
Pertarungan Etnis |
Konstruksi |
Dekonstruksi |
Kultur |
Sub-Kultur |
Hermeneutis |
Nihilisme |
Budaya Tinggi |
Budaya Rendah |
Hierarki |
Anarki |
Industri |
Pasca-Industri |
Teori |
Paradigma |
Kekuatan Negara |
Kekuatan Bersama |
Agama |
Sekte-sekte |
Legitimasi |
Delegitimasi |
Konsensus |
Dekonsensus |
Budaya Tradisional |
Liberalisme |
Kontinuitas |
Diskontinuitas |
|
|
4. Contoh kasus modernism (positivisme) dan posmodernism (post-positivisme) dalam pendidikan
Modernisme
- sumber pembelajaran dalam perspektif modernisme berlangsung dari berbagai sisitidak hanya berpusat pada guru
- sumber pembelajaran bias berupa lingkungan Sebagai Sumber hingga hasil Karya/Budaya Sebagai Sumber
Postmodernisme
- Ilmu tidak lagi terpusat atau diperoleh hanya melalui guru.
- pendidikan tidak lagi harus berasal dari sekolah, melainkan juga harus dimainkan oleh masyarakat, baik itu melalui pendidikan alternatif ataupun melalui pendidikan luar
Daftar rujukan
Abdullah, Amin, 2004, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme, Pustaka Pelajar, Yogjakarta.
Maksum, Ali, 2012, Pengantar Filsatfat, Ar-ruzz mmedia, Jakarta., 2014, Pengantar Filsafat : Dari Masa Klasik hingga Posmodernisme, Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.
Suhendra, A., 2016. Hakikat Dan Proses Pendidikan Lintas Perspektif (Tradisionalisme, Modernisme, Dan Postmodernisme). Darul Ilmi: Jurnal Ilmu Kependidikan dan Keislaman, 4(1).
Setiawan, J. and Sudrajat, A., 2018. Pemikiran postmodernisme dan pandangannya terhadap ilmu pengetahuan. Gadjah Mada University.
Komentar
Posting Komentar